Roni, seorang anak kuliahan. Hampir lulus. "Eh Roni!", sahut Mahisa, seorang perempuan yang sangat Roni cintai, tapi ia takut menyatakannya, dengan segala cara menahan gugupnya ia membalas, "EEEE..Eeeeh Mahisa, ada apa?", "Gini, jadi kan minggu depan si Dono ulang tahun, kita ke apartemen gue yuk, buat bahas surprise party.", balas Mahisa, lagi, dengan sangat gugup Roni bertanya, "Ada siapa aja?". "Paling gue, lo, Tito, Naysa, mmm.. Kayaknya segitu doang". Roni menjawab, "Kapan? Boleh deh", "Yeeeey! Sabtu yaah!" Jawab Mahisa, mahisa pun pergi, dan Roni sangat senang.
Sabtu pun tiba, Roni mendapat SMS saat ia bangun tidur, "Ke Sini jam 5 sore yaa! lantai 14, ruangan 1401, lo tau kan apartemen gue! -Mahisa", Roni pun makin bahagia. "Sekarang jam setengah 6 kok belom ada yang dateng yah? Yaah..", keluh Mahisa dengan sedih. "DUH DUH DUH, GUE TELAT MAAF YAA MAAF!" seru Roni mendobrak pintu Mahisa. tapi reaksi Roni adalah, "Eee? Kok sepi? pada main petak umpet ya?", Mahisa menjawab, "Gak.. Cuman kita berdua doang, yang lain gak dateng semua..", Roni langsung berdebar-debar, ia tidak dapat fokus kepada pembahasannya, ia hanya mengagumi wajah Mahisa saat mereka duduk, membahas di meja.. Pukul 22:00 pun tiba, Mahisa dan Roni sudah selesai membahas, Roni diajak Mahisa ke balkon, "Lihat, banyak banget bintangnya!", Seru Mahisa. Roni hanya berharap bahwa suatu hari, Mahisa akan menjadi pasangan hidupnya. Akhirnya Roni ketiduran di sofa Mahisa sampai pagi. Saat Mahisa ingin melihat keadaan Roni, Roni sudah tidak ada, tetapi ia meninggalkan pesan singkat, "Aku pulang yaah, makasih atas kemaren!".
Hari ini ulang tahun si Dono, Mahisa sudah menjelaskan rencananya pada Tito dan Naysa. Roni dan Naysa sudah datang di tempat, "wooi, dimana yang lain siihhh" bisik Naysa, "Gak tau tuh, kok lama ya", balas Roni. Mereka menunggu disitu, Mahisa dan Tito tidak muncul-muncul, lalu sesaat kemudian Dono masuk, "apa boleh buat, harus tanpa mereka..", kata Roni. "Happy Birthdaaaay!!!", seru Roni dan Naysa, Dono berkata, "hahahahaha Makasih cuy!"...
"Kriiing" "Kriiing" "Kriiing" "Kriiing" bunyi handphone Roni, sebelum menjawab Roni berkata, "Wah, si Tito nih, gak dateng-dateng sih lu.", lalu Roni menjawab, " Oi Kok Gak kesi..... Mahisa Kenapa?.... Iya gue kesana". Tanpa basa-basi Roni langsung ke tempat, Naysa dan Dono bingung. Roni cemas, ia melihat ambulans dan beberapa polisi, ia melewati petugas ambulans dan polisi, akhirnya ia bertemu Tito. Tito sedang sedih, lalu, Tito menunjukkan Roni, sebuah sosok, Almarhum, Mahisa. Roni sangat sedih, ia menangis dan menangis. Ia stress, lalu dia bertemu dengan dua polisi, dan satu penjahat yang senjatanya sudah diambil, Roni bertanya, "D..ddii..diaa siaapa pak..??", "Dia yang membunuh perempuan itu karena perempuan itu memberontak saat diculik, memang kriminal itu.. Dia bakal di penjara 15 tahun", jawab polisi. "MEMBUNUH HANYA 15 TAHUN! HIDUP ITU DIBAYAR DENGAN HIDUP! DUNIA MACAM APA INI! NANTI KALO DIA BEBAS 15 TAHUN LAGI GIMANA?! PENJARA BUKAN REHABILITASI! CUMAN MENINGKATKAN DENDAM!", teriak Roni, Roni pun menonjok sang penculik hingga mimisan, ia mulai berantem dengan penculik itu, akhirnya polisi pun mendiamkan mereka, dengan cara Roni dipukul kepalanya.
Roni, bangun di rumah sakit, "akhirnya dia bangun, syukurlah!", kata dokter, "Aku dimana?", tanya Roni. "Rumah sakit, pukulan pak polisi di kepalamu itu membuat mu geger otak, dan kamu amnesia sebagian, mungkin kamu hanya lupa kejadian kemarin hingga 2 hari yang lalu, kamu masih bisa ingat kan?", Jawab dokter. 6 hari pun berlalu, Roni pun keluar dari rumah sakit.
Roni kembali masuk kuliah seperti biasa lagi, banyak yang tanya-tanya, dan mengobrol, lalu ia bertanya kepada Naysa, Dono, dan Tito, "Mahisa dimana?", semua tiba-tiba suram, Naysa tiba-tiba menangis, mereka semua pergi, Roni kebingungan. Ia menanyakan semua orang, tapi tidak ada yang mau jawab, ia pun pergi ke apartemen Mahisa, tetapi kosong, "mungkin sedang berlibur", pikir Roni. Ia mencoba menghubungi Mahisa dalam berbagai cara, tapi tidak ada respon. Roni pun mulai cemas, "teman-teman mengapa suram? Jawab Mahisa!", hanya itu yang ada di dalam pikiran Roni, ia kembali belajar, hidup normal, tapi ia makin hari makin kecewa karena tidak melihat dan tak tahu keberadaan Mahisa. Ia meminta informasi terhadap teman-temannya, tapi masih tidak direspon. Akhirnya, Tito, Naysa, dan Dono mengajak Roni pergi ke apartemen Mahisa, dan mereka duduk di sofa. "Roni, ada yang harus kita bahas, kenapa lo kayak aneh gitu sih?", tanya Tito, "Gue biasa aja tuh", jawab Roni, "lu nanyain mana mahisa mana mahisa mulu", ungkap Dono, "Lah, dia lagian udah gk ada 2 minggu", Tito mencoba mengatakannya, Naysa pun mulai berkaca-kaca matanya, Tito berkata, "Dia sudah mati..", Roni langsung tidak percaya, "Hah apa yang kalian bicarakan!? Orang dia masih hi..", dengan spontan Tito langsung menunjukkan video Mahisa tergeletak dan Roni bertarung dengan penculik tersebut hingga Roni geger otak. Roni tampaknya tidak bisa menerima kenyataan, ia hanya gagap, bilang haa.. ha.., dia hanya bisa berpikir bahwa ini bohong, rekayasa. Tapi teman-temannya bilang bahwa itu adalah asli, dan Roni mulai menangis, Teman-temannya semua pulang.
Roni sekarang hanya berdiam di sofa yang ia tiduri dulu, saat ia masih ada. Sekarang, Roni tinggal di apartemen Mahisa, ia menetap di sofa, makan, dan pergi ke kuliah, hidupnya makin suram. dan ia akhirnya sakit dan dikirim ke rumah sakit oleh seseorang yang menemukannya. Berbulan-bulan ia tertidur di rumah sakit, lalu, ia membuka mata, dan mengucapkan, "Aku.. Kesana..." "Mahisa..."
Dan ia langsung tergeletak, dan dokter sadar bahwa ia meninggal. Lalu ia dikuburkan di sebelah kuburan Mahisa. Roni dan Mahisa sekarang disana, menghidupi keabadian. Bersama