Selasa, 27 November 2012

Andai Ku Punya Sayap

     Lala adalah anak berusia 5 tahun yang mempunyai cita-cita yang menurutnya sangat menginspirasikan. Menjadi penyanyi baginya bagai ada ribuan emas berkilauan di mata kecil penuh harapan itu. Setiap ada acara penyanyi di televisi, ia mendengarkan dengan penuh fokus.
     Ia suka menjadikan penghapus papan tulis di kelas menjadi mikrofon dan bernyanyi-nyanyi lagu yang merdu di depan kelasnya. Semua orang menyukai Lala, namun Lala menyerahkan mimpi emas itu saat ia beranjak SMP kelas 2, karena kakinya patah secara permanen, ia tidak bisa menikmati berdiri di depan kelas untuk menyanyi. 
     Teman-teman mengatakan, kau masih bisa, walau duduk, bisa. Lala tidak mau lagi, ia menyerah, karir impian nya itu dia tinggalkan seperti tak ada di sana. dia berfikir, "buat apa aku menyanyi kalau aku hanya bisa memegang mikrofon sambil duduk... Andai ku punya sayap". 
     "Ayooo! Semua masuk kelas, pelajaran akan dimulai!", teriak ketua kelas, lalu saat Lala melewati pintu kelas, mereka berpapasan. Dewi, sang ketua kelas menanya, "nanti kita duduk bareng yah!", Sebuah anggukan adalah yang diberikan Lala. Di tengah pelajaran Lala mulai bersenandung, "Dudu..du. du duu...duduudu..", Dewi berbisik, "Nyanyian mu bagus banget La! Kamu harus ikut lomba atau audisi nyanyi", Lala berbicara dengan logat tidak yakin, "Omong kosong, lihat semua penyanyi itu, mereka tidak cacat kan!". Dewi menyimpan kata-katanya hingga pelajaran selesai.
     "Ayolaah, semangat dong, The world isn't going to care, mau kamu cacat apa gak, dunia hanya ingin melihat bakatmu", ucap Dewi meyakinkan Lala. "Dunia ingin melihat bakatku.. Aku ingin melihat sepasang sayap di punggungku ini". Dunia serasa melawan Lala, Lala mulai diam tidak bersuara, keheningan suram datang. Lala mulai letih memikirkan ini semua. Akhirnya ia malah memikirkan hal lain
     Sesampai rumah, Lala menangis sambil memeluk bantal miliknya, ia mulai menyanyi. Ia baru menyadari bahwa impian yang telah ia buang, tak berpengaruh dengan kecacatan yang ia miliki, ia merasa beruntung masih terlahir di keluarga berkecukupan.
     Keesokan harinya Lala tak masuk sekolah, semua panik, Dewi cemas, Dewi mulai mendapat fikiran yang aneh, seperti bunuh diri. Lalu beberapa saat selanjutnya, wali kelas dapat SMS dari ibu Lala, "Bu, Lala tak bisa masuk hari ini karena mengikuti audisi "Next Star", tolong maklumi dan beri do'a."
     "Kan kuajak ayah bundaku... Terbang bersamaku... Melihat indahnya dunia... Andaikan aku punya sayap...", Lagu itu di nyanyikan dengan sangat merdu. Para juri meluluskan Lala.
     7 Tahun lagi Lala sudah menjadi penyanyi tenar dan terkenal di Indonesia.

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar