Senin, 26 November 2012

Kesempatan Kedua


Suatu malam, sejuta bintang betebaran, cahaya sudah redup, hanya satu cahaya terlihat dari kejauhan.  cahaya itu berasal dari sebuah kamar di sebuah panti asuhan. satu anak sedang menatap bulan, meratapi kesedihannya, anak itu adalah, rasyid. Rasyid mempunyai masa kecil yang tragis sehingga ia kehilangan segalanya dan 'Otis' atau tak bisa bergaul.


dia kehilangan ayahnya saat ayah rasyid menyelamatkan rasyid saat ia terjatuh di separator busway, saat rasyid masih 6 tahun, rasyid kehilangan ibunya saat sedang piknik di puncak dan ibunya terpeleset di jurang dan jatuh, dan rasyid kehilangan satu-satunya teman yang ia punya, Arya, arya meninggal karena kanker jantung.


"apakah aku bisa punya teman? bisakah aku kembali ke arya? ayah? ibu? apakah aku.. bisa....", sejuta pertanyaan di tanya rasyid. "hey, kamu, cepet tidur aku sudah ngantuk. kata seseorang di panti asuhan, akhirnya rasyid pun mematikan lampunya, mengusap air matanya, dan tidur.


keesokan harinya, seseorang menghampiri rasyid di sekolah dan berkata, "hey, R.. Ra....Rrr..", "rasyid", balas rasyid tak berekspresi. "mau gak kamu dateng ke pesta ultah ku?", tanya orang itu. rasyid menjawab, "tidak". "kenapa?" tanya orang itu, tetapi, dia tidak mendapatkan jawaban dari rasyid.


Setiap hari minggu, rasyid libur dan pergi ke rumah pamannya. rasyid mengucapkan salam. dan ia disambut dengan baik oleh paman dan tantenya, rasyid pun kembali ke panti asuhan pada sore hari setelah makan bersama pamannya.


saat rasyid sampai di panti asuhan, rasyid ditanya oleh seorang pengurus anak yatim piatu disana, "rasyid, kenapa hanya setiap minggu kamu datangi rumah pamanmu itu nak? kenapa tidak tinggal disana saja? dan bagaimana kamu bisa sekolah di sekolah negeri sedangkan kamu tidak punya orang tua?", rasyid menjawab, "aku ingin berada disini karena orang tuaku lah yang mengirimkan ku kesini sebelum mereka meninggal, lalu aku bisa sekolah di SD  negeri karena paman dan tanteku membayarkannya untukku. ibu pengurus pun langsung hening dan meninggalkannya.


Rasyid berangkat ke sekolah tidak sepagi biasanya karena dia merasa sangat ngantuk. akhirnya rasyid terlambat masuk ke sekolah dan dipulangkan karena gerbang sekolah telah ditutup. saat di jalan pulang, ia melihat seorang anak yang seragam sekolahnya sama dengan rasyid, dan menuju ke sekolah rasyid, tetapi rasyid tidak bisa mengenali anak itu, lalu rasyid berkata, "hey.. kamu mau ke sekolah? kalau mau ke sekolah, gerbang sudah ditutup, lebih baik kamu pulang saja", "tapi, ini hari pertamaku disini... masa aku sudah telat saja", kata anak itu. tiba-tiba, rasyid merasakan sesuatu yang sama pada diri anak itu dengan diri rasyid. Rasyid berkata, "namamu siapa?", "aku? aku arya", jawab anak itu.


rasyid bertanya lagi, "bolehkah kau ceritakan tentang dirimu sendiri?", arya lalu menjawab, "boleh saja... aku anak tunggal, orang tuaku ikut perang saudara, ayahku mati tertembak dan ibuku meninggal karena di bom saat berada di tenda medis. lalu... temanku meninggal karena kepalanya tertimpa bahan bangunan  yang keras, yang tiba-tiba saja terjatuh dari atas dan ke kepalanya". arya pun sudah berkaca-kaca, air sudah mulai keluar dari matanya, "arya, kenapa menangis?", "oh.. maaf, tidak apa-apa kok, hanya mengingat doang", jawab arya. "kitaa, bernasib sama!" sahut rasyid, arya jawab, "hah, beneran?", "iya!, mau jadi temanku?", tanya rasyid dengan ekspresi senang dan bahagia. "mau!" jawab arya.


lalu, rasyid pun menjadi seseorang yang terkenal di kalangan teman-temannya, sekarang rasyid mempunyai banyak teman. rasyid pun karena kewalahan, nilai-nilai ulangan yang ia biasa dapat bagus, menjadi turun. lukisan rasyid, dijual dengan harga mahal ke kolektor karena kebagusannya, belum lagi, tulisan rasyid, cerpen dan novelnya terjual hingga luar negeri dan di cover bukunya rasyid, selalu ada tulisan, "international best seller". yang berarti, buku terlaku di dunia.


sesaat setelah ia keluar dari kelasnya. sekumpulan perempuan menghampirinya dengan muka marah dan arrogan. ketua dari kumpulan itu, Tiarra, memukul rasyid, lalu rasyid berpikir," mengapa orang ini memukulku? ahh, aku ngerti, dia tiarra, gadis paling tenar di sekolah hingga aku punya banyak teman, dia iri". rasyid berkata, "sudah-sudah, kalau memang kamu masih ingin menjadi tenar di kalangan sekolah, sebaiknya kamu menjadi tenar bareng-bareng, dibagi-bagi, mengerti?", kata-kata rasyid menyentuh hati tiarra dan menjadikan tiarra dan kelompoknya teman rasyid.


semuapun terjadi seperti biasa hingga 4 tahun kedepan, ketika rasyid 1 SMA.


tiarra menghampiri rasyid dan berteriak, "RASYID!! TADI SI ARYA KAYAK BATUK DARAH GITU!!", rasyid jawab dengan panik, "APA!?".


rasyid pun pergi mencari arya, lalu rasyid bertemu arya. arya menyuruh rasyid untuk menemaninya mencuci muka. lalu, saat arya membilas mukanya, keluar darah dari hidungnya dan arya terjatuh. rasyid pun secara otomatis panik dan memanggil orang.


mereka semua bergegas ke rumah sakit. semua kerabat arya telah hadir, setiap detik, rata-rata detak jantungnya menurun, orang orang sudah mulai "menggigit kuku". lalu, ada suara, "tiiiiiiiiiiiiiiiiit", dan garis menjadi lurus, terpegang dadanya yang tak berdetak, suara orang-orang menangis. rasyid hanya bisa menggolengkan kepalanya menghadap ke arah lain dan pergi sambil mengucapkan, "terima kasih...".


.   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .


"ini... aku..
aku dimana?"


rasyid langsung memutar balik kepalanya dan menangis lalu memeluknya, rasyid berkata, "aku tidak mau kehilangan teman lagi!" "aku sangat senang , mendengar itu", jawab arya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar